Jalan Payakumbuh-Lintau, Gubenur DPRD Tak Peduli, Ketua SMSI Luak 50 Minta Presiden Turun Tangan

 

Limapuluh Kota,Kliksumatra.com — Berbagai macam aksi untuk menyindir Pemprov Sumbar tak henti dilakukan warga Limapuluh Kota diantaranya melepas bibit ikan, memancing di badan jalan rusak yang tergenang air dan warga pernah pula menanam pohon pisang di badan jalan yang berlobang tersebut.

Terbaru tidak tau lagi kemana harus mengadu agar Jalan Provinsi Payakumbuh-Lintau itu mendapat perhatian, warga setempat meluapkan kekesalannya dengan memasang spanduk bernuansa sarkasme.

Selamat Datang di Wisata Kabut dan Jalan Seribu Lobang,” begitu bunyi spanduk warga yang terpasang di pinggir jalan jorong Kabindu Bukik Alang Lawik itu. Spanduk tersebut berukuran lebih kurang 4×1 meter.

Menanggapi hal itu, Ketua Serikat Media Siber Indonesia DPD Luak 50, Syafri Ario ikut merasa gerah dengan ketidakpedulian Gubernur Sumbar dan DPRD Provinsi Sumbar terhadap parahnya kondisi Jalan Lintas Payakumbuh-Sitangkai Lintau meski sudah berulangkali disuarakan warga dan tokoh masyarakat setempat.

Syafri Ario yang juga Ketua Corruption Investigation Committee (CIC) Luak 50 itu lantas mengatakan tampaknya gubernur dan DPRD Provinsi khususnya yang dari Dapil Payakumbuh dan Limapuluh Kota (Luak 50) sudah tuli dan tak ada lagi empati terhadap masyarakat Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Syafri Ario yang juga Bamus (BPD) Nagari Andaleh Kecamatan Luak itu meminta kepada Presiden Jokowi harus turun tangan karena harapan tinggal kepadanya. Sebab kata Ario aspirasi untuk memperbaiki jalan tersebut sudah bertahun-tahun dan berulang-ulang disampaikan namun tak jua ditanggapi.

“Sepertinya harus presiden langsung turun tangan menegur Gubernur Sumbar agar segera memperbaiki jalan itu, padahal jalan itu urat nadi ratusan ribu warga di 3 Kecamatan yang dilewatinya jalur penting 2 Kabupaten dan Kota. Bahkan disana banyak berdiri perusahaan tambang batu yang juga berkontribusi terhadap buruknya jalan,” kata Ario, Kamis (14/9/23).

Dari pantauan, panjang ruas jalan yang mengalami kerusakan parah itu diperkirakan sekitar 8 kilometer dan melewati tiga nagari di Kecamatan Lareh Sago Halaban. Jalanan itu berlubang dan bergelombang. Debu akibat jalan rusak juga terlihat sangat mengganggu warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *