SDN 46 Payakumbuh Digenangi Air, Pemko Segera Upayakan Jalan Keluarnya

Payakumbuh, kliksumatra.com – Hujan lebat mengguyur Payakumbuh sejak Jumat (19/11) pagi, akibatnya beberapa titik menjadi waterlogging (tergenang), tidak terkecuali salah satu sekolah di Kelurahan Sawahpadang Aua Kuniang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, yakni SDN 46 Payakumbuh yang terletak di Lapangan Saribulan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, air menggenang mulai dari luar pagar sekolah hingga ke halaman sekolah, dan nyaris masuk ke dalam ruang kelas dan ruang guru.

Kepala SDN 46 Payakumbuh Erlina saat dihubungi awak media mengatakan penanganan segera sangat dibutuhkan sekolahnya, karena tinggi air saat ini sudah sampai di teras kantor, dirinya khawatir bila hujan kembali turun.

“Untuk halaman kedalaman airnya kira-kira 15 cm. Kita takut nanti malam kalau hujan lebat lagi, bisa-bisa airnya masuk ke ruangan,” kata Erlina.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Agustion mengatakan untuk penanganan darurat, sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk pemasangan Biopori, lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.

“Untuk penanganan secara permanen kita usulkan di APBD perubahan tahun besok,” tambah Agustion.

Sementara itu, Kepala Dinas LH Dafrul Pasi mengatakan untuk pemasangan Biopori tersebut, dinas LH harus melihat terlebih dahulu apakah akan efektif dipasang atau tidak mengingat genangan airnya cukup luas.

“Dari hasil yang kita lihat berdasarkan foto dokumentasi di lapangan, SDN 46 Payakumbuh perlu perbaikan drainase, dan ini perlu melibatkan kajian teknis dinas PUPR nanti,” kata Dafrul Pasi.

Kendati demikian, Dinas LH tetap akan mengutus timnya ke SDN 46 Payakumbuh untuk melakukan pemeriksaan. Dikatakan Kabid Penataan Yunimar, informasi baru diperolehnya pada Jum’at (29/11) siang.

“Kita dapat informasi tentang keadaan SDN 46 tadi siang, karena teman-teman tim di LH sedang di lapangan juga, jadi belum bisa dipasang Bioporinya,” kata wanita yang akrab disapa dengan panggilan Amak ini. (Al)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *