DPRD Payakumbuh Apresiasi Langkah Dinas Pendidikan Hidupkan Kembali Pembelajaran BAM

PAYAKUMBUH,kliksumatra- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat Armen Faindal mengapresiasi langkah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh yang mulai menghidupkan kembali pembelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) pada tahun ajaran 2022-2023.

“Kita tentu sangat mendukung dan sambut baik rencana Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Dinas Pendidikan yang akan menghidupkan kembali pelajaran di sekolah,” kata Armen di Payakumbuh, Senin (13/6).

Bahkan, politisi Partai Demokrat itu menilai langkah dari Pemkot Payakumbuh sangat tepat karena selain memberikan pengetahuan terkait budaya Minangkabau hal ini juga dapat menjadi cara untuk mengantisipasi dampak negatif dari kemajuan zaman. “Kemajuan zaman saat ini sebenarnya ada dampak positif dan negatifnya. Peran dari pengetahuan anak terkait budaya Minangkabau ini diharapkan dapat menjadi penyaring dampak-dampak negatif dari kemajuan zaman saat ini,” ungkapnya.

Menurutnya, diaktifkannya kembali pembelajaran BAM di sekolah juga dapat membuat generasi muda terus mengenal budaya yang diwarisi oleh pendahulunya. “Ini merupakan kearifan lokal, jadi kita harus melestarikannya. Meski zaman telah semakin maju, jangan sampai kita meninggalkan ini,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Payakumbuh Wirianto Dt. Paduko Bosa Marajo mengungkapkan terima kasih kepada Pemkot Payakumbuh jika pembelajaran BAM segera dihidupkan kembali.

“Atas nama Ninik Mamak di Kota Payakumbuh, kita mengucapkan terima kasih jika memang ada rencana menghidupkan kembali pelajaran BAM di sekolah, sebab pengaruh globalisasi menjauhkan generasi muda pengetahuannya dari Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), padahal ABS-SBK sebagai filosofi hidup,” katanya.

Menurutnya dengan dihidupkan kembali pelajaran BAM di sekolah dapat menjadikan anak atau generasi muda di Kota Payakumbuh mengenal adat dan agama yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. “Degradasi moral yang terjadi saat ini karena lemahnya peran tigo tungku sajarangan yang meliputi niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai. Kita kurang bertutur dan tingkah laku yang ada saat ini tidak lagi pantas untuk ditiru,” ujarnya.

Bahkan, pihaknya akan siap membantu Pemkot Payakumbuh melalui Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh untuk memberikan masukan bahkan sebagai pemateri. Sebelumnya, Pemerintah Kota Payakumbuh akan menyisipkan kembali pembelajaran BAM di sekolah yang ada di daerah tersebut dalam proyek penguatan profil pembelajaran pancasila di sekolah. (rls/intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *