Padang, Kliksumatra.com — Kelangkaan Elpiji 3 kilogram (kg) masih terjadi di Sumatera Barat sejak dua Minggu terakhir. Dari pantauan di lapangan kelangkaan terjadi pada beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti di Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh.
Salah seorang warga Pasaman, Joni mengatakan kesulitan mencari gas 3 kg sudah mulai terasa sejak lebaran kemarin.
“Saya terakhir membeli itu sekitar seminggu setelah lebaran, itu sudah mulai sulit. Saya ke Pangkalan kosong. Saya cari di warung-warung susah minta ampun. Ada 7 warung saya datangi, baru saya dapat,” ujarnya.
Lalu pengakuan warga Lubuk Sikaping, Yeni saat ditemui wartawan pada Sabtu (27/05/2023), Yeni mengatakan sudah berkeliling lagi mencari gas tersebut, namun sampai saat ini belum dapat.
“Ini sudah 3 Pangkalan saya datang, kosong. Warung-warung juga belum dapat. Harga mahal, sampai Rp 25 ribu saya akan beli juga karena ini kebutuhan. Saya mau masak untuk keluarga,” ungkapnya.
Kesulitan mencari Gas Melon itu, juga berdampak kepada penjual makanan asongan.
Jeki, seorang pedagang gorengan yang ditemui wartawan mengaku terpaksa membeli gas non subsidi.
“Saya hanya jual gorengan, biasanya pakai Gas Melon. Tapi mencarinya susah, terpaksa pakai yang 12 kilo. Sudah tidak ada untung, habis untuk beli gas,” keluh Jeki yang biasa berdagang gorengan di pinggir jalan Sudirman, Kota Payakumbuh.
Keluhan Jeki itu hampir sama dengan pedagang-pedagang lain. Mereka berharap kelangkaan Ga Melon ini bisa cepat teratasi.
“Kita berharap Pertamina lakukan operasi pasar, karena infonya pasokan gas itu cukup. Atau jikaperlu tambah saja pasokan Gas Melon ini,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Investigasi, DPW Corruption Investigation Commitee (CIC) Sumbar-Riau, Syafri Ario meminta Pertamina untuk menjalankan pengawasan pendistribusian secara baik terhadap produk migas yang disubsidi tersebut. Sehingga, Pertamina harus memikirkan antisipasi terkait kelangkaan ini.
“Pengendalian Pertamina itu bisa lebih mudah, minimal dikatakan bisa dilaksanakan. Soal apa yang bisa mencegah dan mengurangi kelangkaan itu Pemerintah dan Pertamina bisa pikirkan secara efektif,” ujar Syafri Ario.
Sementara itu, Plh. Kasatpol PP Kota Payakumbuh Dewi Novita mengakui ada menemukan penyimpangan dalam penyaluran Gas Melon tersebut.
“Iya, dari hasil SIDAK ke agen-agen, ditemukan ada beberapa Pangkalan Gas fiktif. Ini akan menjadi catatan kita,” ujar Plh. Kasatpol PP Kota Payakumbuh Dewi Novita, kepada wartawan, Rabu (24/05/2023).
“Temuan ini akan kita tindak-lanjuti, kita akan meminta data-data lengkap seluruh Pangkalan Gas yang ada di Payakumbuh. Soal berapa kebutuhan dan apakah sudah memenuhi, nanti coba tanya ke Disperindag atau Pertamina,” paparnya.(Jun)